DKV 4 - KONSEP PERANCANGAN MEDIA PROMOSI WISATA MINAT KHUSUS KALIURANG SLEMAN YOGYAKARTA
Nasib kebudayaan Indonesia saat ini sedang tenggelam di titik nadir paling terjal. Aset tiada tara berupa kebudayaan yang beraneka rupa kini telah terlupakan oleh generasi muda penerus bangsa. Kaum muda sedang mengalami gegar budaya, maka dari itu perlu teguran untuk menyadarkanya. Hal itu menjadi pedoman dalam perancangan promosi wisata untuk kawasan Kaliurang ini. Perancangan promosi untuk kawasan Kaliurang ini ditujukan untuk anak muda. Maka media dan strategi kreatif yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan zaman sehingga pesan yang ingin disampaikan dengan cepat dan jelas akan menancap pada khalayak sasaran.
Penggunaan media yang up to date dengan perkembangan zaman tak dapat dipungkiri harus diikuti. Penggunaan internet yang kini telah menjadi kebutuhan memunculkan media pemasaran baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Maraknya sosial media, jejaring sosial sampa bloging menciptakan media promosi yang tak kalah efektif dari media-media konvensional seperti baliho, iklan majalah ataupun stiker. Semuanya bahu membahu untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, saling menutupi kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki deni satu tujuan, pesan tersampaikan.
Selain melalui pilihan media tertentu, straregi kreatif juga perlu dipikirkan untuk membentuk pesan yang kuat. Visual yang menarik, atraktif dengan tren kekinian ditambah teks yang unik dipercaya mempunyai daya ganggu yang pada akhirnya tujuan utama dari perancangan promosi untuk objek Museum Merapi, Jadah Tempe Mbah Carik dan kaliurang pada umumnya dapat tercapai.
KONSEP KOWE KI SOPO
Generasi muda mulai lupa identitas diri, budaya bangsa yang adiluhung mulai luntur. Pengaruh budaya barat yang masuk meracuni otak generasi muda, membuat latah kebarat-baratan. Terjadi gegar budaya karena fondasi yang masih lemah mengakibatkan terkikisnya budaya sendiri. Kaum muda kita mulai malu mengakui budayanya, menganggap tabu memakai jarik, lebih kenal Marilyn Monroe daripada Gusti Nurul dan bangga sarapan burger daripada memakan jadah. Maka hadirnya PSA ini untuk mengingatkan kembali, mengajak bercermin agar tak lupa siapa dirinya. Tak kenal maka tak sayang, tak tahu pun bikin malu. Dengan PSA ini diharapkan nantinya generasi muda mulai kembali ingat jatidirinya, bercermin karena sesungguhnya merekalah pewaris bangsa ini.
KONSEP PERANCANGAN PROMOSI
Tujuan PerancanganTujuan perancangan promosi wisata minat khusus di Kaliurang ini adalah mengingatkan atau menegur kaum muda yang sudah lupa kebudayaan bangsa sendiri. Kaum muda yang semakin kebarat-baratan mulai meninggalkan dan seakan malu akan tradisi budaya yang diwariskan kepadanya. Untuk itu perancangan ini bertujuan untuk mempertemukan ahli waris dengan warisanya.
Strategi KreatifMelalui media-media yang sering dijumpai oleh khalayak sasaran, maka dibuat satu strategi kreatif untuk merayu khalayak sasaran. Maka media-media yang digunakan dikemas sedemikian rupa agar menarik, sesuai karakter khalayak sasaran. Desain khas anak muda, berkesan modern menggunakan gaya desain Nuu Typografi digunakan dalam perancangan ini.Warna-warna cerah digunakan untuk menarik khalayak.
Aspek Disain
Warna yang digunakan dalam perancangan promosi wisata minat khusus Kaliurang ini adalah orange, magenta, hitam dan putih. Warna orange digunakan dalam media yang menggunakan model lelaki, orange menyimbolkan semangat, keceriaan seperti anak muda. Sedangkan magenta digunakan pada media yang menggunakan model wanita. Magenta sendiri menyimbolkan femininitas, keanggunan seorang wanita.
Tipografi yang digunakan adalah huruf jenis Market Deco, huruf ini berkarakter tegas, penuh semangat. Cocok digunakan untuk headline yang berupa sindiran. Peletakannya pun dimasukkan dalam sebuah bidang seperti balon kata, menggunakan warna cerah agar lebih atraktif, sehingga penyampaian pesan dapat maksimal.
Ilustrasi yang digunakan melalui teknik fotografi agar nampak riil. Penonjolan ekpresi model dikemas dengan artistik, melalui setting yang berbeda sesuai kebutuhan. Untuk media iklan majalah menggunakan ilustrasi bercermin, dimana sosok yang bercermin sebagai anak muda gaul dan trendi terkejut melihat bayanganya di cermin yang memakai baju adat Yogyakarta. Ekpresi terkejut ditangkap dalam cermin. Sedangkan dalam baliho menggunakan ilustrasi pria menggunakan pakaian adat Yogyakarta namun bergaya hip hop seperti menyindir yang melihatnya.
Bahasa Tulisan
PROGRAM MEDIA
1. Blog
Blog ini berisi informasi mengenai objek wisata di wilayah kaliurang. Informasi tersebut membahas tentang Museum Merapi, Ullen Sentalu dan wisata kuliner jadah tempe Mbah Carik.
2. Iklan majalah
Iklan ini akan dimuat pada majalah anak muda. Terdapat dua versi iklan, yaitu versi cewek dan cowok. Iklan ini akan mengambil setengah bagian halaman majalah.
3. Baliho
Baliho akan dipasang di tengah kota.
4. Ambience media
a. Wastafel
Dipasang pada wastafel toilet mall, Dan juga di toilet tempat-tempat hiburan seperti cafe dan klub malam yang menjadi tujuan anak muda. Terdapat dua versi tampilan visual pada ambience media tersebut, yaitu versi cewek dan cowok.
b. Lift
Tampilan visual promosi yang digunakan akan dipasang pada lift mall yang biasa dikunjungi oleh anak muda.
5. Stiker
Stiker mengambil bentuk headline menyerupai balon kata. Dan dibagikan secara gratis kepada anak muda.
6. Newsletter
Newsletter akan berisi informasi mengenai perjalanan pariwisata ke daerah wisata kaliurang, semua informasi dibahas secara ringan, santai dan bergaya anak muda. Newsletter tersebut akan dibagikan secara gratis tiap sebulan sekali untuk anak muda Yogyakarta.
MEDIA PROMOSI PADA MUSEUM MERAPI
Maskot:
Maskot yang digunakan oleh Museum Merapi berupa visualisasi wedus gembel . Wedus Gembel pada maskot tersebut digambarkan menyerupai wujud seorang profesor. Penggunaan wedus gembel sebagai maskot bertujuan untuk merubah imej wedus gembel yang menyeramkan menjadi seorang profesor yang lucu dan memberi pelajaran. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan trauma masyarakat akan wedus gembel dan menarik pengunjung ke Kaliurang, khususnya Museum Merapi.
Kaos:
Kaos bergambar maskot Museum merapi merupakan kaos yang akan digunakan oleh seluruh pemandu museum Merapi untuk memandu para wisatawan yang datang berkunjung ke museum Merapi. Kaos dengan dua alternatif warna yaitu hitam dan putih tersebut, juga akan menjadi salah satu souvenir yang akan disediakan oleh Museum Merapi bagi para wisatawan.
Karcis:
Karcis berbentuk gelang merupakan tanda yang akan digunakan oleh para pengunjung sebagai izin untuk memasuki Museum Merapi. Gelang berwarna abu-abu tersebut nantinya akan diberikan secara gratis bagi para pengunjung sebagai souvenir karena telah berkunjung ke Museum Merapi.
Sign sistem:
Sign sistem Museum Merapi menggunakan desain yang cukup sederhana. Desain pada bentuk sign sistem tersebut adalah persegi panjang dengan salah satu ujung sisinya membentuk segitiga menunjuk ke arah museum merapi berada. Warna merah pada gambar panah juga memudahkan para pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor untuk mendeteksi arah Museum Merapi berada. Kehadiran aspek verbal berwarna hitam bertuliskan “Museum Merapi” berfungsi untuk mempertegas bahwa arah yang dituju adalah Museum Merapi.
MEDIA PROMOSI JADAH TEMPE MBAH CARIK
Daftar Menu Mbah Carik:
Daftar menu makanan di tempat makan mbah carik menampilkan aspek visual berupa foto makanan dan minuman yang menjadi andalan tempat makan tersebut, yaitu foto jadah tempe dan es teh. Kedua Jenis makanan dan minuman tersebut memang menjadi ciri khas tempat makan tersebut. Kedua buah foto makanan dan minuman yang ditampilkan berfungsi sebagai pembangkit selera makan para pengunjung yang memilih makanan dan minuman melalui daftar menu makanan yang disediakan. Pengambilan gambar dengan tehknik fotografi yang baik juga memberikan efek yang kuat dalam mempengaruhi keputusan pengunjung ketika memilih makanan. Eksistensi tempat makan tersebut juga ditandai dengan penempatan label berwarna merah dengan tulisan berbunyi “Aseli Sejak 1950”. Karena memang sejak dulu Tempat makan Jadah tempe Mbah Carik telah menjadi tujuan kuliner wisatawan ketika datang berkunjung ke wilayah Kaliurang.
Shop Sign:
Shop Sign tempat makan jadah tempe mbah Carik ditempatkan tepat di atas depan pintu masuk tempat makan tersebut. Shop sign tersebut nantinya berfungsi sebagai penanda tempat makan tersebut berada. Seluruh informasi penting bagi para pengunjung mengenai alamat dan nomor telpon akan ditampilkan pada shop sign tersebut.
Karena khalayak sasaran sebagian besar mengerti Bahasa Jawa, maka Headline yang digunakan menggunakan Bahasa Jawa. Kata “Kowe iki sopo?’ dalam bahasa Indonesia berarti “siapa sih kamu?” bertujuan untuk menyindir anak muda yang lupa akan tradisinya. Sedangkan bodycopy yang fungsinya menjelaskan lebih detail maksud headline adalah sebagai berikut “Kenali dan cintai budaya negerimu. Karena kamulah pewaris bangsa ini”. Kemudian untuk menyatukan terdapat closing text yang bertujuan untuk mengajak audiens mengunjungi objek museum, “Temukan warisan bangsamu yang adiluhung di”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar